JAYA KUSUMA UNTUK SEMUA

Wadah energi muda Singosaren

Laman

One Man One Tree

One Man One Tree
Pak Lurah dan Pemuda Singosaren Menanam Jati

Selasa, 17 November 2009

DARI SEMOYAN BARENG-BARENG KE NEGERI DI ATAS AWAN..


Sangat melelahkan. Itulah yang kami rasakan sepanjang perjalanan menuju Pos II Jalur Pendakian Merapi, Minggu pagi (15/11) lalu. Namun, rasa lelah itu bukanlah tanpa arti. Rasa lelah itu terbayar oleh hijaunya alam pegunungan yang menyapa kami. Keindahan itu mampu mengobati dan membuat kami lupa akan lelah yang kami rasakan.

Itulah keindahan Merapi yang pada hari-hari biasa hanya dapat kita lihat dari kejauhan. Dimana puncaknya yang terkadang mengeluarkan asap tebal menutupi keagungannya. Bahkan tak jarang Merapi mengeluarkan leleran lahar yang mengerikan, namun tetap mampu menjadi pemandangan yang mempersona.

Sabtu (14/11) lalu, Organisasi Muda Semoyan (OMS) mengadakan pendakian massal ke Pos II Jalur pendakian Gunung Merapi Yogyakarta. Acara yang diketuai oleh Danu Iskandar ini diikuti oleh sekitar 40 orang. Sebagian besar peserta adalah teman-teman dari Dusun Semoyan. Namun, ada juga beberapa peserta yang berasal dari luar Dusun Semoyan. Beberapa diantaranya adalah teman-teman dari Karang Taruna Jaya Kusuma.

Perjalanan dimulai pada Sabtu Sore. Kami berkumpul di lapangan parkir Semoyan sekitar pukul 16.00 wib. Setelah itu, kami berangkat menggunakan bus menuju Rumah Mbah Maridjan. Namun, ternyata bus tidak berhenti tepat di depan rumah Mbah Maridjan. Peserta harus berjalan kaki sekitar ½ km terlebih dahulu untuk menuju ke rumah singgah kami. “Ini untuk pemanasan”, kata ketua panitia.

Dengan bersimbah peluh akhirnya kami sampai di rumah mbah Maridjan setelah adzan magrib berkumandang. Kami pun segera menuju mushola untuk menunaikan sholat Magrib sekalian membasuh tubuh kami agar segar kembali. Setelah itu acara dilanjutkan dengan makan malam.

Panitia menjadwalkan pendakian akan dimulai pada jam 02.00 wib dini hari. Oleh karena itu, pada malam harinya kami masih mempunyai waktu untuk beristirahat. Namun, keindahan malam Merapi serasa tak rela kami tinggal tidur begitu saja. Panitia mengadakan acara api unggun yang bertempat di Bebeng. Untuk mencapai tempat itu kita harus berjalan lagi.

Meskipun berjalan sangat meriah, acara api unggun tidak boleh selesai terlalu larut, karena kami harus menyimpan energi untuk pendakian inti. Oleh karena itu, menjelang Jam 00.00 wib, kami kembali ke rumah singgah dan beristirahat.

Jam 01.30 wib, banyak alarm berbunyi sebagai tanda kita harus bersiap-siap untuk melakukan pendakian. Jam 02.00 wib lebih sedikit kami sudah siap untuk diberangkatkan. Untuk memudahkan perjalanan dan pengawasan, peserta dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok berada di bawah komando seorang komandan yang dianggap telah menguasai medan pendakian. Perjalananpun dimulai.

Dari Rumah Mbah Maridjan, tujuan kami adalah menuju Gerbang Merapi. Dari gerbang merapi kami baru mulai dilepas perkelompok, menuju Pos I.

Perjalanan menuju Pos I memakan waktu sekitar 1 ½ jam, ditambah dengan beberapa kali beristirahat. Pada awalnya jalan tidak terlalu terjal. Semakin ke atas jalannya semakin terjal. Namun, berbekal semangat, kami dapat melewatinya, meskipun harus berkali-kali berhenti, minum, dan menghirup udara dalam-dalam. Menurut mas Wahyu yang sudah sangat berpengalaman mendaki, yang membuat kita kuat bukan hanya fisik kita tetapi yang lebih menentukan adalah semangat kita. Hal itulah yang membuat kami terus-terusan saling memberi semangat sepanjang perjalanan. Bernyanyi, bercanda, bahkan berteriak-teriak memanggil-manggil teman yang ada di kelompok lain. Alhasil, hutan yang biasanya sunyi senyap menjadi ramai.

Sesampai di Pos I kami beristirahat untuk kesekian kalinya sambil menikmati indahnya malam menjelang pagi, diatas gunung. Sungguh sangat mengagumkan. Taburan bintang yang terasa sangat dekat membuat kami semakin mengagumiNya. Zat yang mencipta dan memiliki semua ini. Hanya saja, kita tak bisa berlama-lama di Pos I. Perjalanan masih cukup panjang, dengan jalan yang tentu saja semakin terjal.

Pada perjalanan menuju Pos II, matahari serasa tak mau kalah dengan kami. Keinginan untuk menikmati Matahari Terbit dari Pos II pun harus kami kubur dalam-dalam, karena sang surya sudah muncul menerangi alam raya ini. Namun, kita tetap bersemangat menuju kesana.

Sesampainya disana, kami segera menunaikan sholah shubuh berjamaah. Setelah itu barulah kita bersantai menikmati indahnya Gunung Merapi. Keindahan yang sangat sulit untuk dilukiskan dengan kata-kata. Inilah Negeri di Atas Awan. Kami menyebutnya seperti itu karena memang ketinggian Pos II ada di atas ketinggian awan yang biasa kita nikmati dari bawah sana.

Meskipun lelah, semua itu terbayar. Namun, perjalanan kita belum berakhir. Kita masih harus kembali ke rumah singgah, kemudian meneruskan perjalanan menuju Kaliurang. Karena bis kita menunggu di sana. ”Walah mlaku meneh?”, celetuk salah satu peserta. SEMANGAT!!!